Pages

Ads 468x60px

Sample Text

Selamat Datang di Cafebahasa dan Prosa-Bambang Setiawan-Blog Informasi Prosa-Jangan lupa isikan Komentar Anda demi perbaikan ke depan-Kirim artikel Anda untuk diposting-bbg_cla@yahoo.com

Kamis, 13 September 2012

Cerpen "Kapan Dunia Jadi Miliknya"


Kapan Dunia Jadi Miliknya
Oleh Eka Sutrisni (E.S Aquarius)

Kota yang begitu besar, bahkan menjadi pusat kota diantara kota-kota yang ada di Indonesia. Kota ini pun merupakan Ibu Kota serta tempat dimana Pemerintah pusat berada. Dibawah panas teriknya matahari di kota Jakarta, lahirlah seorang bayi mungil yang lucu dan tak berdosa. Tepatnya di bulan Agustus 2010, dia lahir di tempat yang kotor dan panas. Kelahirannya pun tak sempurna seperti bayi-bayi lainnya disaat terlahir di dunia.
Terdengar suara tangis bayi mungil “eak, eak, eak”.
Semua orang yang mendengar tangisan itu merasa senang dan mata mereka pun tertuju pada bayi yang telah lahir. Tetapi nasib bayi itu sangat malang, belum genap sepuluh hari, bayi itu sudah di opor kesana kemari. Bahkan bayi itu sempat berada ditangan nenek dan tantenya.

Cerpen " Sarapan Ramadhan"


Sarapan Ramadhan
Oleh Eka Sutrisni (E.S Aquarius)

Sore yang begitu panas, mentari menyembunyikan diri, seakan-akan tidak mau melihat bumi lagi. Terasa haus dan lapar menyiksa tubuh seorang wanita muda yang lagi dalam perjalanan. Disaat Kara berada di dalam perjalanan pulang dari latihan teater, dia berpikir yang aneh-aneh tentang hidupnya. Meskipun dia berpikir yang aneh-aneh selama di perjalanan, dia masih tetap fokus dengan jalan yang dilaluinya.
Perjalanan yang ditempuh Rara lumayan jauh dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu tiga puluh menit yang ditempuhnya lumayan membuat dia kelelahan mengendarai motornya. Selama di perjalanan, dia melihat disekitarnya. Kiri dan kanan jalan yang dia lihat semuanya tampak gersang. Hanya mobil dan motor yang lalu-lalang. Rumah dan gedung-gedung mewah yang berjejer membuat dia merasakan kerasnya kehidupan dibumi.

Cerpen "Menunggu"


Menunggu
Cerpen karya Eka Sutrisni (E.S Aquarius)

Penatnya udara sore hari yang begitu membakar tubuh yang halus dan lembut, membuat kekeringan ditenggorokan yang sakit. Diruangan kelas yang dingin menjadi panas dengan suasana yang begitu menerkam hati dan pikiran. Ucapan-ucapan yang terlontar dari berbagai bentuk bibir, membuat dada menjadi penat dan sesak.
Anak-anak Junior yang menanti akan jawaban pasti harus merasakan panasnya ruangan yang ber-AC. Satu jam pun telah berlalu, tetapi tidak ada satu pun senior yang memberi kepastian. Pertanyaan pun terlontar dari salah satu mahasiswa yang menanti akan kepastian.
“Bagaimana Kak? Apakah kita jadi pergi? Hari sudah semakin sore.”
Pertanyaan yang keluar itu membuat senior mereka bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
“Sabar, Dek. Kakak juga lagi menunggu keputusan rapat tersebut.”
Bingung dan resah yang dialami Paijo membuat hatinya kesal dan marah. Dia pun langsung mendatangi ruangan yang sedang mengadakan rapat kepastian.
“Sudah belum rapatnya? Perasaan dari tadi tidak selesai-selesai.” Kekesalan yang dirasakan oleh anak-anak Junior pun terucap oleh Paijo.
 
3

Sample text

Sample Text