Dibalik Kesabaran
Oleh: Yana Bella Laksmana
Melihat rumah yang kumuh tak membuat dia malu
ataupun mendir kepada teman-temannya, walaupun sering di ledek si kumuh dia
tidak akan marah. Gadis berumur 17 tahun,cantik,mempunyai rambut panjang,dan
berhati baik ini adalah murid 3 SMA dia biasa di panggil sisi, sisi adalah
gadis remaja yang tak pernah menikmati masa-masa remajanya, tak seperti teman
yang lainnya yang selalu jalan ataupun hack out. Sisi selalu membantu ibunya
untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari, keseharian sisi adalah bekerja di salah
satu restoran sisi mengambil shif malam. Sisi hanya tinggal bersama ibunya,
ayah sisi pergi sejak ia berumur 3 tahun sisi tak pernah mengeluh dengan
kehidupannya ini.
Suatu hari ibu arni yang melainkan dalah ibu kandung
sisi bertanya “ sisi apa kamu tidak iri kepada teman-teman mu yang selalu jalan
ke mol”tanya ibu sisi”. “ iri! Untuk apa aku iri kepada mereka, biarkan saja
mereka ibu”.perjelas sisi smabil tersenyum”. Ibu pikir kamu iri melihat
teman-teman mu yang selalu belanja”. “ seharusnya mereka yang iri kepada ku
karena aku mempunyai ibu yang selalu ada untuk ku”. Tersenyum.
Esokkan harinya di sekolah sisi mendapatkan ledekan
dari teman-temannya bahwa ia hanyalah anak dari menyapu jalanan,namun sisi tak
menghiraukan ledekan yang dia lakukan hanyalah tersenyum manis. Setelah pulang
sekolah sisi pergi ketempat di mana ibunya bekerja, di sana mereka makan siang
dengan lauk seadanya. Kemudian sisi bercerita kepadanya ibu tentang kejadian di
sekolah. “ ibu tadi di ejek teman-temanku”. “Memangnya kamu di ejek apa”?. “aku
di bilang anak menyapu jalanan, tapi aku tidak marah ibu”. “kenapa. Kamu marah
sisi kamu telah di permalaukan,maafkan ibu sisi gara-gara keadaan kita seperti
ini kamu jadi bulan-bulanan teman-teman kamu”. Sedih melihat sang anak di ejek”.
“tidak ibu aku sangat bangga jadi anak ibu, ya sudah tak usah menangis lagi”. Hibur
sisi.
Setelah selesai makan siang sisi ke tempat kerjanya,
di sana bertemu dengan salah teman sekolahnya. “ sisi”. Panggil temannya. “
maurin”. Tersenyum. “ sedang apa akamu di sini si, ohh aku tahu kamu bekerja di
sini?”. “ benar aku bekerja disini”. Perjelas sisi. Maurin sangat kaget
ternyata temannya yang selalu di ejek itu bekerja demi memenuhi kehidupannya,
maurin yang serentak diam itu langsung memesan makanan yang di layani oleh
teman sekolahnya itu. Lagi-lagi di sekolah sisi di ejek seperti biasa sisi
selalu tersenyum. Tetapi, pada saat itu yang membela sisi orang itu adalah
maurin. Maurin berkata “ kalian pikir kalian itu kaya, uang,mobil,dan motor itu
semua milik orang tua kalian, dan jika tidak ada penyapu jalanan maka negara
kita ini akan kotor kalian paham itu”. Kesal maurin. Sisi terdiam melihat
maurin yang membela dirinya, sisi merasa dia telah mendapatkan seoarng teman
yang baik terhadapnya.
Malam harinya sisi bercerita kepada ibu tentang
maurin yang membelanya tadi siang . “ apa ada teman kamu yang membela kamu nak”.
“ iya ibu dia membela aku , aku merasa telah mendapatkan teman, walaupun aku
hanya mengandalkan beasiswa di sekolah”. tanpa sepengetahuan sisi ternyata sisi
mendapatkan beasiswa kuliah,ketika ibunya memberi tahu betapa senangnya sisi
karena ia mendapatkan beasiswa kuliah. Bukan hanya di sekolahnya dia bisa
meraih beasiswa. Sisi terharu dan bersyukur kepada tuhan yang telah memberikan
ini semua kepadanya. Di balik kesabaran,ketabahan tuhan akan memberikan sepercik
rezeki kepada hambanya.
0 komentar:
Posting Komentar