Menunggu
Cerpen
karya Eka Sutrisni (E.S Aquarius)
Penatnya
udara sore hari yang begitu membakar tubuh yang halus dan lembut, membuat
kekeringan ditenggorokan yang sakit. Diruangan kelas yang dingin menjadi panas
dengan suasana yang begitu menerkam hati dan pikiran. Ucapan-ucapan yang
terlontar dari berbagai bentuk bibir, membuat dada menjadi penat dan sesak.
Anak-anak
Junior yang menanti akan jawaban pasti harus merasakan panasnya ruangan yang
ber-AC. Satu jam pun telah berlalu, tetapi tidak ada satu pun senior yang
memberi kepastian. Pertanyaan pun terlontar dari salah satu mahasiswa yang
menanti akan kepastian.
“Bagaimana
Kak? Apakah kita jadi pergi? Hari sudah semakin sore.”
Pertanyaan
yang keluar itu membuat senior mereka bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.
“Sabar,
Dek. Kakak juga lagi menunggu keputusan rapat tersebut.”
Bingung
dan resah yang dialami Paijo membuat hatinya kesal dan marah. Dia pun langsung
mendatangi ruangan yang sedang mengadakan rapat kepastian.
“Sudah
belum rapatnya? Perasaan dari tadi tidak selesai-selesai.” Kekesalan yang
dirasakan oleh anak-anak Junior pun terucap oleh Paijo.